Sejarah Takkan tergenggam tanpa mengubah
Konteks menjadi Teks.
Waktu yang terus berdetak diporosnya
membawa kita pada momentum hari jadi kabupaten wajo yang ke 612. Moment dimana
kita coba refleksikan tentang sebuah perjalanan panjang dari pendahulu kita
sehingga kita mampu eksis di dunia ini, perjalanan panjang itu tidak
semerta-merta ada tanpa sebuah usaha dan kerja keras, namun sebuah torehan
tinta emas mampu menjadikan kita sebagai daerah yang diperhitungkan baik
dikanca lokal, nasional maupun inter nasional.
sudah terlalu banyak klaiman bahasa tentang
kemajuan daerah tapi nyatanya hanya isapan jempol belaka. Sudah terlalu banyak
kita mendengar keberhasilan putra daerah yang berhasil didaerah orang, Sudah
Terlalu sering kita dengar tentang kejayaan Danau Tempe sebagai danau terluas
di indonesia yang kini redup akibat pendangkalan. Sudah terlalu banyak
penggalan sejarah yang mampu mendunia melalui tulisan orang wajo, seperti Epos
lagaligo yang tulisannya yang melebihi Epos Mahabrata, tetapi apakah kita mampu
mengukir ataukah mempertahankan kejayaan kita dimasa lalu?
kita dininabobokkan oleh sebuah budaya
asing yang seakan memaksa kita untuk
keluar dari sejarah tersebut. Yang memaksa kita menjadi manusia
konsumeris, yang cuma diam, tunduk dan patuh terhadap keadaan. Dan yang lebih
parah lagi ketika budaya Yassiwajori, dan prinsip 3 S, yaitu sipakatu,
sipakainge’ dan sipakalebbi, tinggal menjadi cerita pengantar tidur, dan tameng
kendaraan politik untuk mencari simpati dari masyarakat.
Kita dibentuk untuk saling menyalahkan
keadaan, saling menjatuhkan, tanpa kita sadari bahwa arus budaya kita terseret
ke tepi jurang oleh budaya asing sehingga, kepercayaan satu sama lain terkikis
oleh kepentingan individu dan muatan politis yang hanya untuk mendapatkan
kekuasaan,
sudah saatnya kita terbangun dari tidur
kita, Sudah saatnya kita kembali membangu kejayaan kita, kejayaan membangun
daerah kita tercinta tanpa inters atau kepentingan-kepentingan politik yang
tidak berpihak kepada masyarakat..
Sudah waktunya momentum hari jadi ini kita
jadikan sebuah momentum bagi seluruh masyarakat terkhusus pemuda untuk
membangun kabupaten kita tercinta kabupaten wajo. Bukan lagi pertanyaan mengapa?,
tetapi saatnya kita bertanya Apa?, yang bisa saya lakukan untuk daerah saya
tercinta ini..
Bangkitlah Pemuda............
0 komentar:
Posting Komentar