Home » » Pemimpin Yang Amanah

Pemimpin Yang Amanah


Pemimpin Yang Amanah
(Suatu Perbandingan Dalam Filsafat Bugis dan Kajian Islam)

Hasbi Made Aman  *)

Ilustrasi pemimpin yang amanah dalam filsafat bugis “ Ku Engkai ri Purennu, ku Dei’ ri Undani’” kurang lebih artinya : Pemimpin yang amanah apabila “ Kehadirannya menyenangkan semua orang, bila tidak berada di tempat sangat dirindukan semua orang”

Dalam kamus bahasa Arab ada kata al-Amin adalah orang yang amanah, terpercaya, dan bertanggung jawab. Siapapun yang menjadi pemimpin hendaknya diawali pertanyaan.  “Apakah saya ri Purennu( dipercaya) atau ri Uddani (di rindukan) oleh orang yang saya pimpin?” Jika setiap orang merasa ragu dalam artian tidak dipercaya dan dirindukan kepada kita, maka kesediaan mereka untuk mematuhi aktifitas apalagi berkorban menjadi minimal. Semakin banyak keraguan semakin tidak efektif dalam memimpin.

Bagaimana kita agar ri Purennu (di percaya) dan ri Uddani (di rindukan) kepada orang?
Pertama, Merahasiakan aib orang lain, bukan yang sering membeberkan kekurangan rekan dan karyawannya, apalagi membeberkan kekurangan anggotanya. Makin banyak membeberkan rahasia dan kekurangan orang lain, makin jatuh kredibilitasnya.Berhati-hatilah terhadap orang yang sering membeberkan aib orang lain karena jika ia berani menceritakan aib-aib orang lain kepada kita, apa sulitnya dia membeberkan aib kita kepada orang lain.

Kedua, Berusaha menepati janji. Bisa dilihat dari kehati-hatiannya berjanji, sedikit janjinya, tetapi selalu ditepati.Berhati-hatilah terhadap calon pemimpin yang mudah mengobral janji. Seorang calon pemimpin yang banyak memberikan janji jangan langsung dipercaya. Jika akan memilih pemimpin, lebih baik pilihlah orang-orang yang sepanjang hayatnya memberikan bukti daripada yang hanya bisa memberikan janji. Menyebut sumpah itu sudah merupakan janji, apalagi menyebut ‘Demi Allah’. Orang yang mempunyai jabatan, pangkat, kedudukan, jika dia tidak mampu mempertanggung-jawabkannya, maka semuanya itu justru menjadi jalan kehinaan bagi dirinya. Terlebih lagi masyarakat kita sekarang sudah semakin kritis.Semakin tinggi jabatan, jika terjatuh (karena tidak amanah), maka benturannya akan semakin meremukkan.

Ketiga, Bertanggung jawab dan pantang mengambil hak orang lain. Setiap berkata benar-benar tidak ada keraguan, tidak meremehkan waktu walau sedetikpun, karena detik juga berharga (telat sedetik, semenit, sejam, semuanya sama saja yaitu telat).Organisasi yang dipimpinnya selalu mendahulukan hak- hak orang lain, dibanding haknya utamanya dalam hal kesejatraan.

Keempat, Tegar dalam berumah tangga (Ketegaran Yang Berbuah Kebahagiaan). Membangun kepemimpinan diawali dengan amanah terhadap hal-hal kecil terlebih dahulu. Pemimpin yang baik tidak hanya sukses di kantor, tapi juga harus sukses di rumah. Tidak sedikit para pemimpin yang mampu mengatur sistem, kantor, atau perusahaan dengan baik, tetapi tidak berhasil membangun keluarganya dengan baik.

Kembali kepada filsafat bugis, pemimpin yang amanah kedatangannya ri Purennu (menggembirakan / menyenangkan) dan ri Uddani (sangat dirindukan), kenyataan sakhir-akhir ini di media (surat kabar dan televisi) banyak pemimpin yang mendatangi daerah- daerah tidak lagi menggembirakan dan dirindukan malah sebaliknya, disambut dengan demonstrasi, dan sangat disayangkan kadang tidak terkendali, diluar batas kemanusiaan bahkan menghilangkan nyawa seseorang.

Konteks Amanah Dalam Kajian Islam
"Tidak (sempurna) iman seseorang yang tidak amanah dan tidak (sempurna) agama orang-orang yang tidak menunaikan janji." (HR. Ahmad). Amanah memiliki dua perspektif makna.
Ditinjau dari aspek yang lebih sempit, amanah diartikan sebagai memelihara titipan yang akan dikembalikan dalam bentuknya seperti sediakala. Dalam tinjauan yang diperluas, amanah mempunyai cakupan yang lebih luas, seperti memelihara amanah orang lain, menjaga kehormatan orang lain, atau menjaga kehormatannya.

Dalam konteks bernegara, amanah yang dibebankan kepada para pemegang amanah (pejabat negara) harus dipikul dengan sebaik-baiknya karena memiiki dua perspektif pertanggungjawaban: horizontal (habluminannas) dan vertikal (habluminallah). Setiap pemimpin, baik di lingkup pemerintahan pusat maupun daerah, wajib menegakkan amanah jabatannya sebagaimana yang pernah dicontohkan Rasulullah.

Dalam surah Al-Ahzab [33]: 21, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta dia banyak menyebut Allah."

Rasulullah pantaslah menjadi sosok panutan bagi para leader karena empat hal fundamental yang melekat dalam dirinya, yaitu sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Meskipun susah untuk mengikuti jejak keteladanan Nabi SAW secara komprehensif, paling tidak kita bisa mendekati apa yang pernah Nabi Muhammad lakukan dalam menegakkan amanah sebagai pemimpin agama dan negara ketika itu.

Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS an-Nisaa [4]: 58).

Kemudian, Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang kami angkat menjadi karyawan untuk mengerjakan sesuatu dan kami beri upah yang semestinya, maka sesuatu yang diambilnya sesudah itu (selain upah) namanya korupsi." (HR Abu Dawud).

Rasulullah pernah menegur Ibnu Luthbiyah dengan keras karena mengambil hadiah ketika sedang menjalankan tugasnya sebagai pengumpul zakat. Rasulullah menegurnya dengan bersabda, "Dengan wewenang yang diberikan Allah kepadaku, aku mengangkat seseorang di antara kalian untuk melaksanakan tugas, (tetapi) dia datang melapor. Jika ia duduk saja di rumah bapak dan ibunya, apakah hadiah itu datang sendiri kepadanya kalau barang itu memang sebagai hadiah?

Demi Allah, seseorang tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya, melainkan ia menghadap Allah nanti pada hari kiamat dengan membawa beban yang berat dari benda itu." (HR Mutafaqun 'Alaihi).Semoga para pemimpin kita bisa menunaikan amanah jabatannya dengan baik sehingga  bangsa ini bisa maju dalam berbagai bidang.

*) Dosen Kopertis Wil.IX Dpk STIEM Bongaya, Pembina Organisasi Kepemudaan Wajo (BMW), Pembina Hipermawa Kom. STIEM Bongaya. 
Share this article :

7 komentar:

Barisan Muda Wajo mengatakan...

Mohon KomentarNya

suara berita KU mengatakan...

Pribadi beliau memang baik, akan tetapi, sepertinya beliau bekerja sendiri. Dinas terkait, camat, lurah, kepala desa, hingga DPRD Wajo, sepertinya tidak punya terobosan untuk mendukung kinerja Bupati. Muncul kesan, seakan-akan kalau ada prestasi, maka itu menjadi kepentingan bupati saja. Padahal, yg namanya pemerintahan, haruslah sinkron antara bupati dan semua elemen masyarakat yg ada, sehingga keberhasilan itu, menjadi kesuksesan bersama.
Bupati Wajo saat ini, sudah bekerja keras untuk memajukan Wajo. maka seluruh unsur yg ada di Wajo, harus mendukung. Jangan semua hal hatus diputuskan bupati, tetapi semua unit kerja harus memberikan dan memperlihatkan kinerjanya serta menjalankan tanggung jawabnya, tanpa banyak bergantung pada bupati.
Atau, Jangan2, pejabat lain punya agenda sendiri yg tidak dikonfirmasi ke bupati. Sehingga tdk ada koordinasi untuk kesatuan dalam memajukan pembangunan di Wajo.

suara berita KU mengatakan...

Kabupaten Wajo masuk nominasi penghargaan keagamaan
Kota Sengkang yang dikenal sebagai kota santri telah membawa angin penghargaan bagi kabupaten Wajo di tingkat nasional. Kabupaten Wajo masuk nominasi penghargaan keagamaan tingkat nasional. Saat ini pemda Wajo melakukan pembinaan keagamaan dengan pendidikan gratis yang menyentuh semua jenjang pendidikan, termasuk untuk pengembangan pesantren. Dengan keberadaan pesantren As’adiyah yang termashur di nusantara semakin mengokohkan masyarakat Wajo sebagai masyarakat religius. Di Sulawesi Selatan, daerah yang masuk nominasi selain kabupaten Wajo adalah Kota Makassar.
Untuk tahap seleksi, pemda Wajo telah mengutus kabag. Kesra, Drs. H. Alamsyah, M.Si, untuk mengikuti wawancara di kementeriaan Agama RI, hari senin, 31 Oktober 2011, kemarin di Jakarta.
“Untuk tahap selanjutnya, berupa verifikasi lapangan, lalu presentasi di depan tim Kementeriaan Agama,” kata kabag Kesra di mess Wajo. “ Puncak acara, akan diumumkan pada peringatan Hari Amal Bakti atau HUT Kementeriaan Agama RI, awal januari 2012 nanti”. Lebih jauh, kabag Kesra mengatakan: “ Jauh sebelum digelar kota sutera, Wajo sudah dikenal sebagai kota santri, dan dengan nominasi ini, menambah poin pembangunan untuk peningkatan pelayanan pemda Wajo kepada masyarakat agar dapat lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat Wajo, serta mengukuhkan keberadaan masyarakat Wajo sebagai masyarakat religius”.

suara berita KU mengatakan...

http://sallytheexplorer.blogspot.com/2011/11/pemda-wajo-mendapat-anugrah-bidang.html

suara berita KU mengatakan...

http://www.ziddu.com/download/16699292/ORANGMISKINDILARANGSAKIT1.avi.html

suara berita KU mengatakan...

http://sallytheexplorer.blogspot.com/2011/10/orang-miskin-dilarang-sakit-4.html

Barisan Muda Wajo mengatakan...

Tq komentarnay kanda. btw sy butuh banyak masukan ta' ........

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Maskolis | Johny Portal | Johny Magazine | Johny News | Johny Demosite
Copyright © 2012. Mekar Barisan Muda Wajo - All Rights Reserved
Template Modify by Pelajar Pro
Proudly powered by Blogger