Program
gas rumah tangga yang pertama kali disuarakan oleh Direktorat Jendral Minyak
dan Gas (Dirjen Migas) tahun 2010 lalu, akhirnya menyentuh kota Sengkang.
Sebelumnya tahap pertama program ini telah terealisasi dibeberapa daerah
seperti Palembang, Bekasi, Depok, Tarakan dan Sidoarjo.
Sengkang
sendiri masuk dalam program tahap kedua bersama dengan beberapa kota lain di
Indonesia. Program City Gas ini memang diprioritaskan bagi daerah yang memiliki
potensi gas alam. Karena merupakan program pemerintah pusat, maka pembangunan
infrastruktur menjadi beban BP Migas.
Namun
untuk pengelolaan gas rumah tangga tersebut kedepannya, pemerintah kabupaten
Wajo telah menunjuk PT. Wajo Energi Jaya yang merupakan badan usaha milik
daerah untuk mengelolah proyek tersebut.
Saat
ini pelaksana proyek tengah dalam tahap perampungan pembangunan infrastruktur
berupa galian pipa gas ke rumah-rumah penduduk. Untuk tahap awal sebanyak 4000
rumah di Sengkang akan menikmati proyek gas rumah tangga dan ditargetkan
rampung tahun ini.
Namun
sampai saat ini BUMD masih terus memperjuangkan harga termurah yang akan
dikenakan kepada setiap rumah tangga. Penentuan harga tersebut saat ini tengah
dibahas di BP Migas melalui Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG).
Penggunaan
gas yang bersumber dari PT. Energy Equity Epic Sengkang (EEES) di Kampung Baru
kecamatan Gilireng masih harus dibebankan harga beli kepada masyarakat. Harga
pemakaian di rumah tangga inilah yang saat ini diperjuangkan agar mampu
ditekan.
Pihak
BUMD sendiri meminta dukungan dari berbagai pihak agar BP Migas menetapkan PJBG
dengan satuan harga termurah. Disisi lain, BP Migas semestinya sadar proyek ini
hadir untuk meringankan beban rumah tangga masyarakat, sehingga diharapkan
harga yang nantinya akan ditetapkan adalah harga terendah sesuai aturan BP
Migas, demi cita-cita program City Gas untuk meringankan beban ekonomi
masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar